They Are Rabbitious
Princesses
Di hamparan
stepa yang luas di pinggir danau Rhea yang berair jernih seorang kakek tua dari
bangsa rabbitious terlihat sudah merasa bosan menunggu kailnya dimakan ikan.
Ketika ia hendak menggulung senar pancingnya dan memutuskn untuk pulang ke
rumah meski dengan tangan hampa tiba-tiba angin berhembus kencang, bunga- bunga
yang tumbuh di tepi danau berguguran jatuh ke air danau. Kakek tua itu
berfikir, “Kenapa pikiranku tidak enak ya? Mungkinkah sesuatu terjadi dirumah?”.
Tiba- tiba samar- samar terdengar tangis bayi dari sebelah utara tempat kakek
itu berdiri, kemudian kakek itu mengawasi daerah di sekitar danau. “Sepertinya
aku mendengar tangisan bayi, apakah karena aku sudah tua alat pendengaranku
sudah mulai tidak beres?” Si kakek itu ingin memastikan suara itu kemudian, ia
ingin menanyakan hal itu kepada kelinci yang lain. Namun kebetulan saat itu di
tepi danau Rhea keadaannya sedang sepi karena para bangsa kelinci sedang pergi
ke pusat kota(Istana rabbitious) untuk berbela sungkawan atas menghilangnya secara
mysterius 3 putri Raja Halley yang membuat Raja beserta seuruh isi istana
rabbitious sedih seperti mereka kehilangan nyawa mereka sendiri.
Diceritakan
sebelumnya, terdapatlah sebuah kerajaan dengan istana- istana yang terbangun
megah dan indah dihiasi anggrek- anggrek yang berwarna- warni, ladang wortel
yang terhampar luas terhiasi oleh canda tawa bahagia para pemanen wortel. Ersebutlah
di kerajaan itu seorang raja yang bijaksana dan selalu menyayangi rakyatnya
namun 1 kekurangannya belia memiliki 2 istri. Raja itu bernama Raja Halley
dengan istri pertamanya yang bernama Ratu Abigael, Ratu Abigael adalah sosok
ratu yang sangat dihormati oleh rakyatnya lewat senyumnya yang lembut dan
kesabarannya dia mampu mengambil hati rakyatnya.To be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar